Pada kendaraan tipe front engine rear drive, mesin, kopling, dan transmisi terletak dibagian depan. Sedangkan rear axle , dan rear wheel yang dibantu oleh suspensi terletak dibagian belakang . Untuk memindahkan tenaga mesin ini ke sistem penggerak roda belakang maka digunakan propeller shaft antara transmisi dengan diferensial. Panjang pendeknya propeller shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeler dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.
Pada umumnya
propeller shaft terdiri dari satu batang (dengan joint). Untuk propeller shaft
yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk
mencegah timbulnya getaran yang besar, propeller shaft mudah melentur dan
jalannya kendaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya apabila propeller shaft
terlampau panjang, dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan3 atau 4 joint
Tipe
2 joint
Tipe
3 joint
KONSTRUKSI PROPELER
Suspensi kendaraan
mengakibatkan posisi deferensial selalu berubah-ubah terhadap transmisi,
sehingga propeller harus dapat menyesuaikan perubahan sudut dan perubahan
jarak, agar tetap mampu meneruskan putaran dengan lancar. Mekanisme atau
komponen tersebut adalah universal joint atau seringdisebut U-joint .
Propeller shaft
umumnya terbuat dari pipa besi, karena profil pipa lebih tahan terhadap
puntiran. Dimensi poros propeller akan menentukan beban putaran yang diizinkan.
Banyaknya putaran permenit dari propeller shaft yang diizinkan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
n = Rpm
D = Diameter luar......cm
D = Diameter dalam...cm
L = Panjang..............cm
UNIVERSAL JOINT
Kondisi
jalan mempengaruhi kerja suspensi dan beraibat posisi deferensial selalu
berubah-ubah terhadap transmisi, universal joint dipakai untuk mengatasi
kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan lancar, sehingga
universal joint harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Dapat menghindari kerusakan pada saat propeller shaft bergerak naik turun .
2.
Tidak berisik dan dapat berputar dengan lembut.
3.
Konstruksinya harus sederhana , dan tidak mudah rusak
Dilihat
dari konstruksinya maka universal joint dibagi menjadi beberapa jenis :
1.
Hook joint 4. Uniform
velocity joint
2. Flexible
joint 5. Slip joint
3.
Trunion joint
1.
Hook Joint
Pada umumnya poros
propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain konstruksinya yang
sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan konstan. Konstruksi hook
joint adalah seperti gambar diatas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing
cup type dan solid bearing cup type, Pada tipe shell bearing cup universal
joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup bisa
dimongkar. Ilustrasi konstruksi keda tipe universal joint tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut :
2.
Flexible joint
Flexible joint terdiri dari : Coupling, rubber coupling dan sleeve
yoke yang dihubungkan atau diikat oleh baut. Model ini mempunyai keuntungan
tidak mudah aus, tidak berisik, dan tidak memerlukan minyak/grease. Tetapi
apabila sudut antara drive shaft dan driven shaft melebihi 7-10o
maka akan timbul juga vibrasi, untuk menghindari hal ini, maka dipasangkan
center ring ball pada ujungnya (lihat gambar 1. )
3.
Trunion joint
Model ini berusaha menggabungkan 2 tipe universal joint yaitu tipe
hook joint dan slip joint. Seperti terlihat pada gambar didlam bodi terdapat
alur sebagai tempat masuknya propeller shaft, dan diujung pin (pada gambar:
adalah shaft) dipasangkan ball. Model ini jarang digunakan karena dalam
pemindahan daya/ tenaga masih kurang baik yang hasilnya masih dibawah slip
joint sendiri.
4.
Uniform velocity joint
Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baiksehingga
dapat mengurangi getaran dan suara bising, akan tetapi harganya lebih mahal.
Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menggunakan sistem pemindah daya tipe
front engine front drive (FF). Misalnya pada honda jazz dan toyota vios.
5. Slip joint
Bagian ujung
propeller yang dihubungkan dengan poros output transmisi terdapat alur-alur
untuk pemasangan slip joint.Hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft
sesuai dengan jarak output transmisi dengan deferensial. Konstruksinya dapat
dilihat pada gambar.
CENTER BEARING
Center bearing
dipasankan pada bagian ujung propeler shaft yang berfungsi untuk menumpu
intermediate shaft. Center bearing dilapisi dengan bos karet (gum bush). Dan
dengan bracket, center bearing diikat dengan chasis hal ini dimaksudkan untuk
menghilangkan bunyi pada saat bekerja. Tetapi pada kecepata tinggi bunyi
tersebut akan timbul walaupun hanay sedikit.
TORSION DUMP
Torsion dump
biasanya dipasangkan pada ujung propeller shaft yaitu pada bagian center
bearing. Tujuannya yaituuntuk meredam bunyi pada saat propeller shaft bekerja.
Pada model ini juga penerus dipasangkan yang berfungsi untuk mencegah
penambahan/pengurangan kecepatan yang mendadak.
Pemeriksaan, Servis dan Perbaikan Propeller Shaft, Universal
Joint dan Center Bearing
Perawatan yang dilakukan pada propeller
shaft adalah memberikan pelumasan dengan grease pada universal joint.
Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu
kerusakanatau untuk memastikan penyebab suatu keusakan. Pemeriksaan pencegahan
atau perawatan dilaksanakan secara berkala dan rutin untuk memeriksa/ menjaga
kondisi komponen dan kerjanya. Sedang pemeriksaan guna memastikan penyebab
kerusakan harus dilakukan dengan betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan
perlu pemeriksaan komponen dengan urutan yang cepat, tepat dan benar.
Berikut dicontohkan, diagram analisa dan urutan
pemeriksaan:
Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan
pendengaran yang baik, ketelitian dan kecermatan yang tinggi, karena pada
kendaraan akan terdapat sumber bunyi yang komplek sehingga kalau tidak cermat
sering terkecoh pada bunyi-bunyi yang lain.
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada
propeller shaft harus dilaksanakan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat
roda penggerak, dan menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk.
Naikkan putaran mesin secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari
propeller shaft. Jika ditemukan adanya getaran atau bunyi dari propeller shaft
maka lakukan pemeriksaan baut-baut pengikat dan atau lepaskan unit propeller
dan lakukan pemeriksaan komponen.
Gambar Bagian–bagian poros propeller
Pemeriksaan komponen dilakukan dengan
melepas unit propeller, yakni dengan melepas baut pengikat flange yoke ke
differential dan melepaskan center bearing (pada propeller 3 joint). Setelah
propeller terlepas lakukan
pemeriksaan :
1. Kebengkokan poros propeller depan dan belakang.
Dengan menggunakan V-blok dan dial tester indikator ukurlah run-out poros
(kebengkokan). Run-out max. = 0.8 mm
Gambar Pemeriksaan kebengkokan poros propeller
2. Keausan dan kekocakan bantalan spider. Putar spider
dan pastikan bahwa tidak ada hambatan saat berputar. Periksa juga kebebasan
aksial spider bearing oleh putaran yoke ketika tertahan poros dengan kuat.
Kebebasan axial max. 0.05 mm.
Gambar Pemeriksaan keausan dan kekocakan bantalan spider
3. Periksa clearance antara universal joint spider dan
needle roller bearing
Gambar Pengukuran clearance spider bearing
4. Keausan dan kerusakan center support bearing
Periksalah bahwa bearing dapat berputar dengan bebas tanpa hambatan namun tidak
longgar/ goyang/ kocak.
Gambar Pemeriksaan keausan center support bearing
5. Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke Lakukan
pengamatan secara visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan
memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve yoke dan
gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan
tetapi bisa bergerak majumundur dengan lancar.
Gambar Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke
6. Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan
terhadap flange maupun yoke propeller belakang. Menggunakan metode yang sama
dengan di atas lakukan pengecekan alur-alur ujung propeller depan terhadap
flange maupun yoke propeller belakang.
Gambar Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller
7. Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada
center bearing. Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet
penutup debu pada center bearing.
8. Pemeriksaan keseimbangan/ balance poros propeller. Menggunakan alat khusus (roller instrument) lakukan pengecekan ketidak seimbangan poros propeller. Bila ditemukan tidak seimbang (un-balance) maka lakukan balancing dengan memasang bobot pemberat tertentu.
Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan
atau kerusakan ditemukan maka segera dilakukan perbaikan atau penggantian
dengan pembongkaran. Pada saat sebelum melakukan pembongkaran poros propeller
sebaiknya diberikan tanda pada bagian-bagian yang berpasangan . Pemasangan
poros propeller setelah dilakukan pembongkaran harus memperhatikan tanda-tanda
yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola pemasangan poros propeller
yang terdapat pada buku manual dari kendaraan tersebut.
Gambar Pemasangan U-joint model 2 joint
Gambar Pemasangan U-joint model 3 joint
Gambar Tanda pemasangan yang harus diperhatikan
Penggantian Spider Bearing
Setelah dilakukan pemberian tanda pada beberapa tempat, maka langkah-langkah pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pukul perlahan-lahan bearing outer race dan
keluarkan keempat snap ring dari tempatnya. Pada beberapa tipe yang menggunakan
lock plate, lepaskan lock plate.
Gambar Melepas snap ring dan atau lock plate
b. Tekan keluar bearing dari tempatnya dengan
menggunakan SST, atau dengan alat penekan (mesin/ alat press).
Gambar Melepas spider bearing
c. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul
propeller shaft. Lepaskan bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.
Gambar Melepas spider bearing
d. Pasangkan dua outer race bearing yang telah dilepas
ke spider sebagai tumpuan penekanan dan dengan menggunakan SST tekan keluar
bearing dari yoke.
Gambar Melepas spider bearing
e. Jepitlah bearing outer race pada ragum dan pukul
propeller shaft. Lepaskan bearing pada sisi lainnya dengan prosedur yang sama.
Gambar Melepas spider bearing
Setelah pembongkaran, maka pasangkan kembali dengan spider bearing yang baru dengan prosedur sebagai berikut :
1).Berilah pelumas secukupnya saja dengan pelumas
khusus pada spider dan bearing-nya.
Gambar Melumasi spider bearing
2).Tepatkan tanda pada yoke (u-joint)
Gambar Menepatkan tanda pada yoke
3).Pasangkan spider bearing yang baru ke dalam yoke dengan menggunakan SST.
Gambar Memasang spider bearing
4).Setel masing-masing bearing sehingga celah snap ring pada maksimum dan lebarnya sama.
Gambar Penyetelan celah snap ring
5).Pasangkan snap ring dengan ketebalan yang sama dengan kebebasan axial max. 0.05 mm. Jangan menggunakan snap ring bekas.
Gambar Memasang snap ring
6).Pukul yoke hingga tidak terdapat celah antara bearing bagian luar dengan snap ring.
Gambar Menepatkan snap ring
7).Periksa dan pastikan spider bearing dapat bergerak dengan lembut. Kebebasan axial maksimal 0.05 mm.
Gambar Memeriksa kebebasan spider bearing
8).Pasangkan spider bearing pada sisi yang lain dengan prosedur yang sama sebagaimana digambarkan di atas dengan memperhatikan tanda yang telah dibuat.
Setelah dilakukan pemberian tanda maka langkah pembongkaran dimulai dengan prosedur sebagai berikut :
a. Melepas center support bearing dari poros
intermediate dengan mengendorkan bagian mur yang ditakik dengan pahat dan palu.
Gambar Membuka takikan pengunci mur penahan
b. Lepaskan mur penahan center bearing dengan bantuan
SST untuk menahan flange.
Gambar Melepas center bearing
e. Pasangkan center bearing assembly dann center bearing support pada poros intermediate dengan bagian yang terpotong menghadap belakang.
Gambar Memasang center support bearing
f. Berilah pelumasan pada alur poros intermediate dengan gemuk khusus.
g. Tepatkan tanda pada flange dan pada poros atau posisikan yoke bagian depan intermediate dan yoke belakang propeller shaft berada tepat arah yang sama.
Gambar Pemasangan flange
h. Gunakan SST untuk menahan flange, pres bearing sehingga tepat pada posisinya, dengan mengeraskan mur yang baru dengan momen 1.850 kg-cm
i. Kendorkan lagi mur, kemudian keraskan dengan momen 450 kg-cm
Gambar Mengeraskan mur penahan center bearing
j. Gunakan palu dan pahat untuk mengunci mur.
Gambar Mengunci mur penahan
Daftar Pustaka
Anonim.
(tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.
Suyitno.
2014. Sistem Pemindah Tenaga (SPT) Otomotif, Yogyakarta : Penerbit CV.
Danadyaksa.
NB : TUGAS KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
Dosen pengampu : Dwijatmoko,S.Pd.T.,M.Pd.
bagus
BalasHapusLebber yang di hanya terdapat 1 dial shaft dinamkan
HapusTioga Apple - Stainless Steel Bars | TITSONIC BARS
BalasHapusTioga Apple stainless steel bars, a chrome plated stainless steel titanium trim hair cutter reviews bar with a clear handle titanium drill bit set to open. This stainless titanium mug steel infiniti pro rainbow titanium flat iron bar is a popular choice for both casual and $10.99 everquest: titanium edition · In stock